Jumat, 25 Oktober 2013

Cinta Pertama

Hingga detik dendangkan waktu
Mengubah hari sedemikian hingga bertahun
Dan tiada arti bagi hati,
Yang telah terbentuk mati olehmu

Demikian indah hanya berbekas
Berpindah pangkuan pun tetap tak merubah

Jumat, 06 September 2013

The Destiny Did

Ada jutaan kisah selain aku dan kamu malam itu. Ada entah berapa puluh juta cinta disana. Namun ku rasa tiada yang paling baik.
Walau berjalan sederhana namun kita merajut dengan indah.
Karena memang seperti lilin yang yang terbakar namun penuh makna. Seperti pelangi yang datang setelah hujan. Atau seperti bintang malam yang senantiasa ditunggu hadirnya.
Indah sekali. Sempurna. Seakan tiada celah.

Setelah ku terima kepastian, dengan semangatku berlari menuju wilayahmu. Ada berbagai tempat yang kita bisa habiskan untuk kali ini.

Begitu tiba, senyumanmu yang ku dapat. Ahh, entah bagimana caranya kau selalu bisa membuatku terpesona. "Cantik banget sih malem ini", spontan aku berkata. Dia hanya merespon dengan cubitan kecil disertai dengan cinta ku pikir. Tak terasa sakit sama sekali.

Bagaimana kita melewatkan aku tak tahu. Aku tak memperhatikan waktu. Bayangkan saja aku habiskan satu malam bersama makhluk yang paling dicintai.

Malam itu, senyuman mu aku ingat jelas, suaramu masih terekam jernih, indahnya kamu. Hingga aku membusung dada seakan tiada lagi pria seberuntung aku.

Ketika malam pun kian pekat, kita kembali. Serasa bagai pria yang paling kuat, saat kau berlindung di balik raga ini dari terpaan dingin malam.

Dan...
Dan.. Disaat tiba kau menangis. Rintih. Hingga tak tahu apa yang harus aku lakukan.

"Can we stay for a minute?"

"Impossible dear. It's too late now"
 
"You. The person that I want to spend my love with. But if the destiny will speak different, You know it still remain, dear". Dia selesaikan kalimatnya dengan memelukku erat.

Andai saja aku tau itu yang terakhir darimu yang bisa aku dapatkan. Mungkin rela ku tancapkan saja sebilah belati di dada kiri. Ku kira indah bila mati di dalam pelukan mu.


Senin, 12 Agustus 2013

Mengenang, Menyumpah, Mengumpat, Berdoa untuk kamu, Cintaku

Hanya akan ada rasa sesal ketika segala perbuatan terlalui dengan cara yang salah
Hanya akan ada nama ketika aku, kau dan mereka mati
Hanya akan belang yang ditinggal harimau ketika mereka tak lagi mengaum


Hanya akan ada aku ketika kau menyadari semua
Hanya akan ada aku ketika kau mengingat kita dengan rasa menyesal
Hanya akan ada aku ketika manis getir kau dan aku berubah menjadi kenangan

Hanya akan ada aku. Ketika kau sadari rasa egomu yang bersalah dan ketika semua sudah terlambat.

Hanya akan ada aku yang kau khianati dan terus menghantui hingga kau mati.

Minggu, 09 Juni 2013

Kamu

Kamu luar biasa tapi tidak bersama.
Kamu mati namun masih terlihat disini.

Kamu masa depan namun tak teraih
Kamu masa lalu namun tak terlupakan.

Kamu seluruh, bukan sebagian.
Kamu indah, sumpah aku hina yang melewatkan

Jumat, 26 April 2013

Berakhir, Memulai

Biarkan saja dia datang. Ingatkan bila dia lupa mengucapkan salam. Ajarkan pula bagaimana dia harus menjalani agar semua terasa hidup. Tak usah berfikir dan berhenti berharap.
Semua seakan terlalu untuk direncanakan. Bukan kah cinta itu sebagian dari hidup? Bila cinta saja sudah difikirkan dan hidup sudah direncanakan, lalu apa hebatnya? Rencanakan saja sebagian, dan biarkan mereka berjalan dan memberi kejutan.
Dan seketika mereka pergi? Ucapkan salam sekali lagi. Dan jangan hiasi dengan ratap tangis. Mereka tak memikirkanmu saat meninggalkan, lantas apa yang membuat mu memikirkan mereka?
Hidup akan menjadi terlalu singkat hanya untuk memikirkan apalagi mengenang mereka yang meninggalkan.
Memang cinta bisa saja berakhir, tapi hidup terus berjalan.

Rabu, 06 Maret 2013

Per Sempre | Ku Cinta, Kau Tak Pahami

Kita terlalu menganggap wajar apa yang terjadi diantara kita sendiri. Begitu mudahnya celah yang ada sehingga tanpa sadar kita mematikan apa yang kita mulai.

Hingga semuanya terasa kian hambar. Terlalu takut melewati sakitnya luka kehilangan, namun tak jarang kita saling mengacuhkan. Harusnya aku atau harusnya kamu. .......

Bulan saja terkadang bersembunyi dibalik kelam malam. Sedangkan hujan juga turun dengan derasnya ketika bumi merintih. Semua akan ada akhirnya. Mungkin tak siap diri hadapi apa yang tak kita cari. Ketika aku dan kamu siap, mungkin sedikit pun tak ada celah lagi untuk kita saling mengenang.

Sekali lagi ku katakan, hanya saja aku belum sanggup memendam apa yang harusnya tak mati. Memusnah satu kekuatan kekal. Entahlah. Seharusnya kamu tak ragu, dan aku tak sangsi. Sedikit saja gunakan bahasa yang aku ketahui. Sedikit saja tunjukkan jelas bagaimana kau menerima semua yang aku serahkan. Aku terlalu lelah untuk mengerti lebih. Bagaimana menopang dunia ku lalu ku harus mengertikan kamu yang tak pernah bisa memahami. Kamu harusnya berarti lebih.

Aku sudah tuliskan di setiap bagaimana ku memulai hari. Aku sudah menari diatas papan tombolku, coba selaraskan hati dan tulisan. Aku sudah mengubah tatap mataku kepadamu, andai kau bisa menangkap pancarannya. Aku sudah mengubah lisanku, andai kau dengar bisikannya. Aku sudah menutup hariku dengan memimpikanmu, andai semua tersampaikan kepadamu.

Hanya saja, sampai kapan aku bisa bertahan untuk diacuhkan? Karna kau menanggapi berlainan.
Dan kini pun mulai terasa berat. Entah bagaimana aku memulai hingga kini perih saja terasa. Aku tak ingin aku terjaga hingga terlelap menyesali aku tak sampai bersamamu atau menyesali memendam ini sendiri.

Dan tahukah, ku memulai hari setiap paginya dengan secangkir kopi yang terasa pahit. Sepahit seorang yang dianugerahkan cinta lalu melewatkannya karna dia yang tak mengerti bagaimana menyampaikan atau kamu sendiri yang tak memahami.

Aku hanya tak ingin ada kata terlambat yang memperparah keadaan ini dan akan perlahan membunuhku lalu menghantui sisa hidupmu sendiri.







34446632