Sabtu, 04 Agustus 2012

Perfeksionis


Semesta pun merestui dan seakan berpadu dalam hati. Dalam tiap gerakannya hingga bahkan setiap bundar bola pejal kian mengamini dalam putaran porosnya.

Bahkan si kecil mitos bersayap pun seakan berjuang dalam kasat mata ini, membujuk rayu hatimu membuka pintu, menyambut tangan kasihku.

Dan hingga sepertinya detak jantung, denyut  nadi lirih mengamini setiap doa yang terpanjatkan, kepada harapan yang dibisikkan dengan lemah penuh harap. Bahwa hanya denganmu ku temui sejati, hanya denganmu batin ini serasi, hanya dengan mu jiwa ini merasakan kasih..dan sayang.

Begitu juga dengan mimpi, tak pernah luput dengan lukisan wajahmu, lengkung senyum manismu. Walau tak bisa aku bedakan antar tidur dan warasku. Hanya saja ketika terpejam atau terbukanya mataku hanya aku lihat wajahmu.

Selalu saja terjadi. Bagaimana pikiran ini berjalan, habiskan kekuatannya lewati kehidupan, memeras ide, bekerja maksimal. Namun tak pernah sedetik saja aku bebas dari belenggumu. Tak pernah sebentar saja aku bebas tanpa memikirkanmu.

Lalu tak bisa ku pula pungkiri resah gelisah ini, prasangka ingin tahu seketika muncul. Sedang apa, dimana, atau hanya ingin tau baik atau tidakkah dirimu hari ini. Hingga sedemikian ini semua merajut asa sedalamnya senandungkan rindu. Begitu derasnya sampaikan rasa candu. Ingin bertemu.

Kemudian bagaimana dengan doa. Ada namamu setelah ku sebut nama-Nya. Ada harapanku untuk bersamamu setelah ku bersyukur pada-Nya. Ada masa depanku yang ku harap bisa ku habiskan dengan mu saat aku memuji kuasa-Nya. Terselip kata-kata indah dari mulut dan mengadah harapan tangan ini kepada-Nya. Terlewati dengan dirimu di dalamnya.


Masih ingin berpaling dariku?
Masih ingin menjauh?
Masih tidak memperdulikanku?
Masih ada keraguan untukku?
Celakalah aku.

1 komentar: