Rabu, 09 Mei 2012

Sadarilah..

Sejati.

semakn menipis kepercayaan akan eksistensi suatu yang disebut sejati, yang benar, yang sungguh-sunguh, atau semacamnya.

Aku kira cinta itu bukan umpan pancing. Kamu menebar umpan, ikan mana yang mau menolak?
Entahlah. Mungkin sedemikian parahnya aku memperlakukanmu dengan salah sehingga kau pikir tak ada yang harus diperjuangkan diantara kita. Takkan begitu berarti. Seperti bila ada ya ada, bila menghilang tak ada ratap tangis. Tak ada makna, tak ada perubahan akan keberadaan.

Aku kira..
Bila benar akan perasaan Juliet terhadap Romeo, tak ada satupun yang bisa mengganggu. Tetap setia menanti bila terpisah takdir, tetap utuh bila diterpa badai waktu, tetap menjadi yang pertama dan yang terakhir meski ada hati lain yang lebih baik mungkin.

Atau adakah Juliet tau, betapa menyakitkan bagi Romeo ketika kekasihnya itu dengan sadarnya membuka tangan mempersilahkan hatinya akan kehadiran yang lain?
Adakah kesalahan Romeo sedemikian beratnya sehingga kepercayaan cinta yang tulus dari Romeo kepada Juliet itu tak ada arti?

Tuhan pun mengutuk hamba-hamba-Nya yang menduakan-Nya, menyembah selain Dia.

Seketika dalam dilematika yang tanpa batas. Seketika rasa sayang dan kebencian sama kuatnya.

Akankah aku mengulang untuk hatimu?
Akankah ada lagi sejuta rasa seperti awal yang kita rasakan bila ku mengulang untuk hatimu?
Akankah masih ada harapan dan mimpi masa depan bersama bila kita mengulang?

Sadarilah, kau telah hancurkan satu hati yang selalu mengharapkan kamu untuk tetap bersamaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar