Senin, 11 Juni 2012

Cinta Dalam Hati 3

Ga ada kata selesai untuk sesuatu yang terpendam.
Ga ada akhir untuk sesuatu yang tidak terungkap.

Aku berterima-kasih.
Kepada takdir,
Memberi tahu bahwa ada satu mahakarya sempurna Tuhanku yang terlukis indah di wajahmu.
Walau mata ini sebelumnya dibumbui dengan cintaku.

Kepada rasa
Hadirnya pekat. Sunyi. Mengendap-endap. Seketika padam. Seketika membara.
Ajarkan aku satu hal, bahwa masih ada indah yang harus diperjuangkan.

Kepada mu
Terima kasih untuk perasaan berdebar-debar. Terima kasih atas semangat.
Kau mengajari ku bagaimana pancarkan cinta walau dengan tatap mata.
Kau mengajari ku buruknya perasaan cemburu atas kamu yang belum aku miliki. Dan mungkin tak pernah termiliki.
Kau juga mengajariku siksanya perasaan menanti, menanti waktu, menanti kulum-kulum senyum dari paras wajahmu.
Ya. Semua yang ku lakukan hanya untuk satu senyuman. Satu senyuman yang tertuju padaku. Mungkin itu lebih istimewa daripada bila Nikita Willy mau jadi pacarku.

Jadi bagaimana?
Entah.
Pastinya memang beberapa perasaan cinta butuh jawaban dan kepastian, namun beberapa diantaranya hanya butuh keramahan.
Mungkin bila tiada keramahan maka celaka lah. Para arkeolog mungkin akan menemukan puing-puing cinta yang terpendam dalam hati. Kau tahu maksudku.

Mungkin juga bila ini terungkapkan. Kau akan ku miliki tapi tak di dunia ini.

Berikan saja aku satu senyuman lagi, lalu mungkin aku bisa pastikan.
aku harus hidup dengan perasaan ini atau akan mati karenanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar