Senin, 09 April 2012

Seperti Biasa

Seperti biasanya,
mata terbuka, hela nafas pertama yang terhirup sadar, dan ketika pikiran untuk kali pertama hidup memulai hari-hari seketika semua hanya tentang kamu.

Seperti biasanya,
kaki berjalan, pikiran memutar, segala tenaga tercurah selesaikan satu persatu keseharian, dan disela itu pula hanya terpikir kamu

Seperti biasanya,
ketika peluh telah membasahi dahi, ringankan sedikit degup jantung, istirahatkan sejenak raga, namun tak pernah sedetik pun waktu terbuang untuk berhenti mengingat, atau hanya sekedar ingin tau apa, dimana, sedang apa dan bersama siapa engkau disana

Seperti biasanya,
ketika silau matahari meredup, bulan mengisyaratkan akan senja dan ketika raga ini bersujud, namamu dan apa yang ada di antara kita tak luput ku sebutkan dalam munajat senja

Seperti biasanya,
ketika raga ini mati sesaat, ku mulai merangkai satu demi satu mimpi, melukis indah wajahmu dalam kelopak mata yang tertutup, dan coba menitip rindu terdalam kepada mereka entah itu kepada bintang, angin atau bidadari kecil yang ku sebut cinta, yang sengaja aku kirimkan untuk menjaga hatimu ketika kau diluar jangkau mataku, diluar jangkau lenganku.


Dan seperti biasa, aku gantungkan segala akhir cerita hidup bersama denganmu, membuat usaha sihir untuk wujudkan semua inginmu, mengabaikan ketakutanku akan apapun yang mengganggu dan berusaha merebut ini dariku.
Akhir dari seperti biasanya, segenap perlakuan dan keras keinginan akan selalu tersematkan dalam jiwaku untuk selalu bersamamu...

Hingga hari ku menutup, dan ku mulai esok harinya seperti biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar